cinta dan seks
Anda mungkin telah mendapat cukup banyak informasi tentang cara menjalin hubungan romantis, aktivitas seksual yang sehat atau menemukan pasangan yang ideal.
Namun apa yang anda ketahui tentang reaksi fisik dan psikologis ketika menjalin hubungan ini? Ternyata banyak hal tak terduga terkait reaksi tubuh atau psikis kita dalam menjalin hubungan. Berikut sebagian di antaranya:
Wanita bisa membuat suaranya lebih seksi, pria tak bisa.
Ilmuwan dari Albright University melakukan penelitian tahun ini dan mendapati bahwa kaum wanita bisa dengan sengaja memanipulasi suara mereka agar terdengar lebih menarik, dalam hitungan 1-10. Namun ketika kaum pria diminta melakukan hal yang sama, hasilnya malah lebih buruk.
Ketika seorang wanita dengan sengaja menurunkan suaranya sehingga terdengar pelan dan berat, hasilnya sering dianggap lebih menarik. Namun sebetulnya kaum pria cenderung lebih menyukai wanita dengan suara yang lebih tinggi dan feminin, kata salah satu peneliti, Susan Hughes PhD.
Bagi yang bisa menarik hikmahnya, ketika seorang wanita merendahkan suaranya agar terdengar lebih seksi, dia sedang memberi tanda pada calon pasangan yang diminati, petunjuk penting buat kaum pria.
Pasangan suami-istri bisa jadi memiliki DNA yang sama
Para ilmuwan telah mempelajari bahwa orang cenderung memilih pasangan yang memiliki karakteristik sama, seperti umur, ras, agama, penghasilan dan lain-lain. Namun menurut penelitian yang dimuat dalam Proceedings of the National Academy of Science, terlihat bahwa orang juga cenderung menikahi pasangan dengan DNA yang sama.
Peneliti mempelajari unsure genetik 825 pasangan Amerika kulit putih, dan menemukan lebih sedikit perbedaan DNA antara pasangan menikah dibandingkan pasangan dengan ras yang sama yang dipilih secara acak. Faktanya, keinginan menikahi orang dengan DNA yang sama kadarnya sepertiga dari keinginan menikahi orang dengan pendidikan yang sama.
Menonton film bisa melanggengkan perkawinan
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Matthew Johnson PhD, dari Binghamton University, menonton film romantis berdua ternyata bisa menjadi salah satu faktor kunci untuk menjaga perkawinan tetap rukun.
Dalam penelitiannya, para pasangan diminta menghadiri konsultasi atau menonton film bertema romantis. Dua strategi itu bisa memangkas tingkat perceraian hingga separuhnya setelah tiga tahun, namun aktivitas menonton film membawa hasil lebih cepat 50% dan cukup dilakukan di rumah.
"Kuncinya adalah bicara dengan pasangan tentang hubungan anda berdua, dalam konteks sebuah film.
Namun apa yang anda ketahui tentang reaksi fisik dan psikologis ketika menjalin hubungan ini? Ternyata banyak hal tak terduga terkait reaksi tubuh atau psikis kita dalam menjalin hubungan. Berikut sebagian di antaranya:
Wanita bisa membuat suaranya lebih seksi, pria tak bisa.
Ilmuwan dari Albright University melakukan penelitian tahun ini dan mendapati bahwa kaum wanita bisa dengan sengaja memanipulasi suara mereka agar terdengar lebih menarik, dalam hitungan 1-10. Namun ketika kaum pria diminta melakukan hal yang sama, hasilnya malah lebih buruk.
Ketika seorang wanita dengan sengaja menurunkan suaranya sehingga terdengar pelan dan berat, hasilnya sering dianggap lebih menarik. Namun sebetulnya kaum pria cenderung lebih menyukai wanita dengan suara yang lebih tinggi dan feminin, kata salah satu peneliti, Susan Hughes PhD.
Bagi yang bisa menarik hikmahnya, ketika seorang wanita merendahkan suaranya agar terdengar lebih seksi, dia sedang memberi tanda pada calon pasangan yang diminati, petunjuk penting buat kaum pria.
Pasangan suami-istri bisa jadi memiliki DNA yang sama
Para ilmuwan telah mempelajari bahwa orang cenderung memilih pasangan yang memiliki karakteristik sama, seperti umur, ras, agama, penghasilan dan lain-lain. Namun menurut penelitian yang dimuat dalam Proceedings of the National Academy of Science, terlihat bahwa orang juga cenderung menikahi pasangan dengan DNA yang sama.
Peneliti mempelajari unsure genetik 825 pasangan Amerika kulit putih, dan menemukan lebih sedikit perbedaan DNA antara pasangan menikah dibandingkan pasangan dengan ras yang sama yang dipilih secara acak. Faktanya, keinginan menikahi orang dengan DNA yang sama kadarnya sepertiga dari keinginan menikahi orang dengan pendidikan yang sama.
Menonton film bisa melanggengkan perkawinan
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Matthew Johnson PhD, dari Binghamton University, menonton film romantis berdua ternyata bisa menjadi salah satu faktor kunci untuk menjaga perkawinan tetap rukun.
Dalam penelitiannya, para pasangan diminta menghadiri konsultasi atau menonton film bertema romantis. Dua strategi itu bisa memangkas tingkat perceraian hingga separuhnya setelah tiga tahun, namun aktivitas menonton film membawa hasil lebih cepat 50% dan cukup dilakukan di rumah.
"Kuncinya adalah bicara dengan pasangan tentang hubungan anda berdua, dalam konteks sebuah film.
Ketika terangsang, rasa jijik berkurang
Seks bisa menjadi aktivitas yang jorok dengan bau dan cairan, namun dalam kondisi memuncak hal-hal itu tak menjadi masalah.
Menurut penelitian dari University of Groningen, Belanda, hal itu disebabkan karena rangsangan seksual mengalahkan respon jijik alami dalam tubuh.
Para ilmuwan meminta para wanita secara terpisah menonton film erotis, film olahraga dan video yang “netral” tentang kereta api, lalu melakukan beberapa hal tak menyenangkan seperti minum dari gelas yang di dalamnya terdapat serangga.
Mereka yang habis menonton film erotis paling gampang menyelesaikan tugasnya dan tidak terlalu jijik. Hal seperti ini juga berlaku untuk kaum pria.
Cinta bagus untuk tulang
Ikatan perkawinan tenryata bisa memperkuat struktur tulang pria, terutama kalau mereka mau menunggu hingga usia 25 tahun sebelum menjalin ikatan, menurut hasil penelitian University of California Los Angeles.
Para peneliti tidak terlalu yakin tentang sebabnya, namun mereka menunjukkan bahwa ini bukan pertama kali perkawinan berdampak positif pada kesehatan. Penelitian lain misalnya, menunjukkan bahwa orang menikah berumur lebih panjang, atau lebih mungkin terhindar dari kanker, dan juga mengurangi risiko serangan jantung.
Manula juga melakukannya
Hasrat dan kemampuan seksual memang menurun seiring usia, khususnya ketika kaum dewasa mulai lebih banyak tergantung pada obat. Namun bukan berarti para manula tak melakukannya lagi.
“Banyak orang terus melanjutkan aktivitas seks hingga tua, bahkan sering sampai mati,” kata seorang peneliti, Garcia. Dan seringkali mereka tidak berhati-hati melakukannya.
“Di samping remaja dan dewasa muda, kaum manula juga populasi terbesar yang menderita penyakit seksual menular. Mereka tak lagi khawatir pada kehamilan, jadi mereka tak menggunakan kondom.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar